Me inspirasion

Me inspirasion

Jumat, 16 April 2010

Babeh

Babe Atau Robot Gedek Sang Mutilasi Anak Jalanan
LATAR BELAKANG:
Babe mengaku latar belakang pembunuhannya mirip dengan delapan kasus yang terjadi sebelumnya, yakni karena mereka menolak diajak berhubungan seks lewat anus (sodomi).
Apa yang melatari Baekuni alias Babe (49) menjadi penyuka bocah sejenis, penjagal sadis, dan ketagihan melakukan kejahatannya, hanya demi nafsu birahi belaka, ternyata banyak dilatarbelakangi oleh perjalanan hidupnya begitu pilu.
Perlakuan orangtua yang suka berkata kasar, kekerasan penyimpangan seksual di masa kecil, melatari Babe berbuat kejahatan berantai.
Menilik tentang kehidupan masa lalu Babe, tentu ada kisah pilunya yang menjadikan dirinya berprilaku menyimpang. Semasa kecilnya, Babe kerap menerima perlakuan yang tidak baik secara verbal dari kedua orangtuanya.
Babe lahir di Magelang, Jawa Tengah, dan menghabiskan separuh masa kecilnya di tanah kelahirannya itu. Dalam pengakuannya kepada ahli kejiwaan, ahli mengaku suka dimarahi orangtuanya karena tidak berprestasi dalam pendidikan dan kerap tidak naik kelas.
"Babe ini waktu kecil di rumah dibodoh-bodohi terus oleh orang tuanya karena nggak pernah naik kelas, sehingga dia sekolah hanya sampai 3 SD," tutur Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono, di Polda
Pro n kontra : Sosok orang seperti Babe selama ini dibutuhkan anak-anak jalanan. Mereka ingin dilindungi agar bisa nyaman mencari nafkah. Babe bukan dipaksa melawan melawan Satpol PP atau tukang palak, tapi sekadar tempat mengadu jika mereka ada masalah. Sesekali Babe memang menyembunyikan mereka dari kejaran aparat. Tidak sedikit orangtua anak-anak, yang menjadi korban Babe, yang kerap menitipkan anak mereka pada pria paruh baya itu.
Tetapi anak jalanan ini tidak disentuh, memang dia sayang anak-anak. Tapi ketika hasratnya datang, dia ambil orang tak dikenal, jadi di luar grupnya (anak-anak asuhan Babe)," tutur Sarlito.[jib]
mengalami kelainan seksual karena homo, kedua mengalami trauma masa kecil, ketiga merupakan pembunuh berantai yang keji dan sadis yang menyodomi dan membunuh serta memutilasi korbannya.
Tujuan membunuh/memutilasi: gara-gara korban menolak disodomi
Tujuan mensodomi:Karena kelainan Jiwa atw yang disebut phedopilia(Kesenangan terhadap sesama jenis kelamin)
Antusias Pemerintah dalam mengatasi kasus babe/robot gedek:
Pemerintah memang punya upaya dalam menangani anak jalanan. Departemen Sosial misalnya, membangun rumah singgah, menyediakan fasilitas pelatihan bagi anak jalanan, serta melakukan pembinaan untuk meningkatkan peran keluarga dalam penanganan masalah ini. Tujuannya, "Agar orang tua berperan baik, sehingga anak-anak tidak lari ke jalanan," kata Mensos Salim Segaf Al Jufri, tentang penanganan anak-anak jalanan.

Namun, dari pendekatan pemerintah dalam menangani anak jalanan, tampaknya ada perbedaan mendasar. Pemerintah menganggap anak-anak jalanan muncul akibat ketidakpedulian orang tua mereka. Karena itu, pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan pembinaan terhadap orang tua dan anak-anak.

Di sisi lain, anak-anak mencari nafkah di jalanan bukan karena ketidakpedulian orang tua mereka. Anak-anak jalanan ikut mencari nafkah karena orang tua mereka tidak punya pekerjaan, atau tidak punya penghasilan memadai untuk menghidupi keluarga. Tidak sedikit dari orang tua anak jalanan ini yang kehilangan penghasilan dari berdagang kaki lima, karena diusir atau digusur. Ketika tidak ada lagi sumber penghasilan, anak-anak pun dilibatkan mencari nafkah.

Soal anak-anak yang harus bekerja, juga tidak hanya di Jakarta, yang sebagian besar mencari nafkah di jalanan. Di pantai Timur Sumatra Utara, ratusan anak-anak bekerja di jermal, tempat menangkap ikan atau hasil laut lain di tengah lautan. Anak-anak tidak hanya bekerja dengan menantang maut, tapi juga harus menghadapi tindakan kekerasan saat bekerja di sana. Mereka pun terpaksa bekerja di jermal karena kebutuhan ekonomi dan juga akibat kemiskinan.

Belum lagi anak-anak yang bekerja di tempat lain, yang jumlahnya juga tidak sedikit. Sebagian besar anak itu terpaksa mencari nafkah karena orang tua mereka miskin atau tidak punya penghasilan.

Betapapun, mereka adalah bagian dari masa depan negeri ini. Karena itu, dalam menyikapi masalah yang mereka hadapi, perlu pendekatan yang komprehensif. Sudah seyogyanya pemerintah mengubah pendekatan dalam menangani masalah anak-anak yang bekerja pada usia dini. Tentu solusinya bukan dengan menyediakan rumah singgah atau menampung mereka agar tidak bekerja saat masih berstatus anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar