Sewaktu pertama kali melamar pekerjaan sebagai salesman pada sepuluh
tahun yang lalu,aku diterima oleh manager penjualan calon tempatku
bekerja bersama satu calon salesman yang lain.Calon temanku ini berbadan
besar dan sudah mengenyam pengalaman sebagai salesman selama 8 tahun di
perusahaan sebelumnya.Sedangkan aku,baru sekali itu melamar kerja
sebagai salesman setelah selama 6 tahun sebelumnya kuhabiskan waktu
bekerja di Indomaret.Itu pekerjaan penjual pasif,kata calon
bossku.Sedangkan kalau mau menjadi salesman harus mau menjadi penjual
aktif.Menjemput bola.
Akhirnya untuk menutup wawancara hari itu,calon bosku itu bercerita tentang kisah dua orang salesman.Ceritanya begini:
Suatu hari sebuah perusahaan sepatu mengeluarkan model baru.Sales
manager perusahaan itu memanggil dua orang salesmannya yang akan diberi
tugas untuk mengintroduksi produk baru tersebut dimana untuk tahap awal
produk ini akan diperkenalkan di desa desa terpencil untuk memperluas
pangsa pasar dari “brand”produk sepatu tersebut.
Salesman pertama,yaitu salesman yang sudah berpengalaman dan tahu asam
garam penjualan penjualan sepatu berkata,”Pak Manager,mana mungkin
barang seperti ini kita jual di pedesaan.Orang desa itu terbiasa
nyeker,kemana mana cukup telanjang kaki,mana mungkin kita tawari sepatu?
Daripada buang buang waktu dan tenaga yang hasilnya kita sudah tahu
pasti,mendingan batalkan saja rencana ini,dan bikin penawaran yang bagus
untuk modern outlet yang sudah pasti bagus penjualannya!”
Kepada salesman yang anak baru,selanjutnya Pak Manager bertanya,”Bagaimana menurutmu salesman baru?Saya ingin tahu pendapatmu?”
“Menurut saya ini adalah peluang yang sangat bagus.”kata anak muda itu
penuh semangat.”Karena di kampung saya itu,betul seperti kata mas gendut
tadi bahwa orang belum terbiasa pakai sepatu,padahal pekerjaannya
berat.Di sawah,ladang,bahkan di hutan.Tanpa alas kaki apa2 kan kaki
mereka pasti sakit.Jadi kalau kita menawarkan sepatu di desa itu saya
yakin akan laku keras,Pak!.Dan satu lagi kabar baiknya Pak,belum ada
satupun kompetitor yang melakukan penawaran ini di desa itu”.
Akhirnya Pak Manager memutuskan untuk tetap melaunching produk baru
tersebut di sebuah desa.Dengan semangat anak baru itu mengikuti tahap
demi tahap pelatihan yang diberikan perusahaan.Bahkan untuk melengkapi
pengetahuannya di bidang penjualan ia relakan separo dari penghasilannya
untuk membeli buku buku pengembangan diri,dan ilmu marketing.
Sedangkan sales yang berpengalaman itu menerima keputusan itu dengan
sangat kecewa.Mana mungkin bos barunya ini lebih mendengar anak baru
yang masih nol pengalamannya,sedangkan dirinya yang punya “jam
terbang”hampir sebanding dengan calon bosnya itu malah tidak
didengarakan?Mungkin bosku ini memang kurang pinter,bloon,ngga ngerti
apa.Atau anak baru itu pake guna guna kali.Bengsek!Meskipun kecewa dan
sakit hati ,karena tidak ada pekerjaan lain salesman itu tetap bekerja
dengan setengah hati.Meskipun tetap menyimpan sikap negatif dan mengeluh
bahkan sampai tahun tahun setelahnya.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas?Sikap yang selalu
terbuka dan positif,kemauan untuk belajar terus menerus,ditunjukkan oleh
salesman baru yang masih bodoh.Mana mungkin menjual sepatu sama orang
kampung?
Sedangkan salesman yang sudah kenyang pengalaman,karena merasasudah
menguasai berbagai hal,ia merasa sudah tahu semuanya dan tidak perlu
belajar lagi.Ini adalah kelemahan kita yang paling sering kita
alami.Sikap kita terhadap anak seringkali seperti ini,bahwa kita pasti
bener karena kita orang tua,dan “dia”pasti salah karena dia masih kecil.
Akhirnya waktu berlalu,dan kini kejadian itu sudah berlalu sepuluh tahun
lamanya.Mari kita lihat hasilnya setelah sepuluh tahun,dengan dua sikap
yang berbeda ini.Salesman senior kini bekerja di perusahaan farmasi
sebagai salesman.Ini adalah kali keenam ia berpindah perusahaan semenjak
cerita di atas bermula.Kepada salesman baru ia selalu membanggakan diri
bahwa dia sudah berpengalaman menjadi salesman selama hampir 20
tahun.Sengajaia tidak ingin menjadi supervisor atau manager karena ia
lebih suka menjadi orang bebas,tidak seperti manager yang harus tunduk
pada aturan perusahaan.
Sedangkan salesman yang anak baru itu,hanya dua tahun menjadi salesman
di perusahaan sepatu itu.Pada tahun ketiganya ia keluar,dan mendirikan
perusahaan sendiri,dengan karyawan sbb:
1 orang direktur,dirinya sendiri.
1 orang manager,dirinya sendiri.
1 orang salesman,dirinya sendiri.
Intinya dia menjadi pekerja lepas yang mandiri(self employer).Kini
setelah sepuluh tahun usaha anak itu telah berkembang jauh lebih baik
dan mempunyai beberapa karyawan yang dambil dari sanak saudaranya di
kampung.Menurutnya lebih baik mengurangi pencari kerja di mulai dari
keluarga sendiri.
Meskipun begitu ia tetap terus belajar dan belajar untuk mengembangkan
diri.Tapi sekarang dia tidak perlu membeli buku lagi,karena semuanya
tersedia di internet.Baginya internet adalah perpustakaan yang amat
sangat besar,mencari apapun ada.Bertanya apapun jawabnya ada,apalagi?
SEORANG SALESMAN YANG MENGAKU BERPENGALAMAN SELAMA 20 TAHUN,SEBETULNYA
IA TIDAK PUNYA PENGALAMAN 20 TAHUN.TETAPI IA HANYA PUNYA PENGALAMAN 1
TAHUN,DAN DIULANG ULANG 20 KALI.DIA TIDAK PERNAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar